Selasa, 07 Juni 2011

Tuhan Aku Bukan Binatang Jalang

mengapa aku begitu membenci mereka
yang menyalak bagai anjing, berbicara keras dibelakangku
salahkah aku? begitu merasa sakit
sangat sakit . .
mengapa aku begitu membenci mereka?
pecundang- menjilat ludah sendiri
sangat menjijikkan dan menyedihkan menurutku
lalu? untuk apa aku menangis?
sedangkan hati ini telah mahir membenci mereka
ataukah? hati ini masih menyimpan partikel cinta?
kepada mereka yang menghianati cintaku
kepada mereka yang mendustai janjiku
kepada mereka yang mengubah cinta hingga menjadi benci
teramat sangat terasa di relung hati
apakah aku harus berpuisi?
untuk menyuarakan galaunya hati ini
atau aku, harus menyalak seperti mereka?
mennagis menyedihkan . .
agar dunia jahanam ini mengerti tentang kehancuran hati

kehidupan ini tidak adil
hanya sesekali berpihak dan selebihnya berlalu
mengapa mereka penyakit hati selalu bisa memonopoli dunia ini?
tertawa berbecek-becek diatas air mata orang lain
sedangkan yang tersakiti?
si empunya hati selalu menangis dan meratapi
tidak ada kekuatan yang tertinggal di jiwa ini
saya memang tetap harus berjalan,
walau terseok merasa pedih disekujur hati
Tuhan, aku bukan binatang jalang!
yang harus menerima hukuman sepedih ini
Tuhan, aku harus bagaimana? katakan aku harus apa?
aku terjerembab di ujung pedihku
luka ini terasa hingga ubun-ubun. .
dengan apa ku obati? antalgin pun sudah tak mengatasi
sedangkan dibagian hati yang lain aku merindukanya
apakah tak pantas bagiku untuk bahagia?
berilah aku cara agar aku dapat melupakan dia dia
hati ini terluka dan hari ini terendam garam-

By : CuwieAz